BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia semakin meningkat dari tahun ketahun. Meskipun pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya. Penyalahguanan narkoba memang sulit diberantas. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah mencegah dan mengendalikan agar masalahnya tidak meluas, sehingga merugikan masa depan bangsa, karena merosotnya kualitas sumber daya manusia.
Kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia semakin meningkat dari tahun ketahun. Meskipun pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya. Penyalahguanan narkoba memang sulit diberantas. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah mencegah dan mengendalikan agar masalahnya tidak meluas, sehingga merugikan masa depan bangsa, karena merosotnya kualitas sumber daya manusia.
Masalah
penyalahgunaan narkoba memang sangat beragam. Banyak faktor yang menjadi
pendorong dan penyebab meningkatya masalah ini. Pemakai narkoba pun tidak hanya
ditemui dikalangan masyarakat perkotaan, tetapi masuk juga masuk kemasyarakat yang
hidup di pedesaan. Penggunanya juga tidak hanya dari kalangan penduduk usia
dewasa dan remaja saja, tetapi sebagian anak usia sekolah dasar pun sudah
mengenal dan bahkan mengkonsumsinya. Hal ini terbukti dengan beberapa uraian
dibawah ini:
1.
angka kejadian
atau jumlah kasus meningkat secara cepat dalam deret ukur. Jumlah pasien rumah
sakit ketergantungan obat (RSKO) Jakarta meningkat enam kali lipat pada tahun
1993-1999.
2.
Angka kekambuhan
dari bencana yang pernah dirawat pada berbagai pusat terapi dan rehabilitasi
semakin tinggi (60-80%).
3.
Angka kematian
semakin meningkat. Di Jakarta 2-3 orang mennggal perhari karena penyalahgunaan
narkoba.
Tidak heran
kalau kita mengalami kesulitan untuk menemukan wilayah yang benar-benar bebas
narkoba. Sementara itu, penaggulangannya lebih ditekankan pada upaya represif.
Pemerintah belum siap melayani kebutuhan golongan masyarakat dan tidak kurang
maupun. Komleksnya masalah dan beratnya kondisi sosial ekonomi menyurtkan
harapan masyarakat keberhasilan penaggulangan penyalahagunaan narkoba.
Oleh karena
itu, dari berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat tentang narkoba, maka
penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ini dengan judul “Bahaya Narkoba Dan Cara Penaggulangannya”.
Selain itu,
dengan disusunnya karya tulis ini, penulis berharap semoga para pembaca bisa
mengambil informasi didalamnya, dan bisa menambah pengetahuan tentang bahaya
narkoba. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada umumya
dan bagi penulis pada khususnya.
1.2
Rumusan Masalah
dengan
melihat latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1.
Apa sajakah faktor-faktor
yang menjadi penyebab remaja mengkonsumsi narkoba?
2.
Bagaimanakah
cara penanggulangan penyalahgunaan narkoba?
1.3
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagaiberikut:
1.
Untuk mengetahui
sebab-sebab remaja mengkonsumsi narkoba.
2.
Untuk
mengetahui cara-cara yang tepat dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Narkoba
(narkotika atau bahan berbahaya) adalah istilah yang digunakan oleh penegak
hukum dan masyarakat. (Lydia dan satya, 5.2006). Napza (narkotka, psikotropika,
zat adiktif lain) adalah istilah kedokteran untuk sekolompok zat yang jika
masuk kedalam tubuh menyebabkan ketergantungan (adiktif) dan berpengaruh pada
kerja otak (psikoaktif). Termasuk dalam hal ini adalah obat, bahan, atau zat
yang sering disalah gunakan, seperti alkohol, nikotin, kafein, dan inhalansia
atau solven. Dalam ruang lingkupnya narkoba meliputi semua obat, bahan, dan zat
yang menyebabkan ketergantungan (Lydia dan satya, 5.2009) .
Narkoba
atau nazpa adalah obat, bahan, dan zat yang jika diminum, dihisap, dihirup,
ditelan, atau disuntikan berpengaruh pada keja otak dan sering menyebabkan ketergantungan,
akibatnya kerja otak berubabah (meningkat atau menurun). Demikian pula dengan
fungsi vital organ tubuh lain, seperti jantung, peredaran darah, pernafasan.
(Lydia dan satya, 5.2006).
Narkotika
dalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis
maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan sintesis penurunan atau perubahan kesadaran,
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri. (Lydia dan satya, 6.2006).
Psikotropika
adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bahan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui selektif
pada susunan saraf pusat dan perubahan khas pada aktifitas-aktifitas mental dan
prilaku, serta menyebabkan ketergantungan. (Lydia dan satya, 7.2009).
Kecanduan
adalah kondisi dimana penderita tergantung pada dosis berulang kali pada obat,
dan akan menggunakan dosis yag makin besar bahkan akan pindah keobat yang lebih
berbahaya. Tiga karakteristik utama dari kecanduan obat adalah menggunakan obat
dalam jumlah besar. Tidak berhasil menggunakan obat, dan gejala kemundurun. (Tholaihong,
275. 2001).
BAB
III
METODE PENULISAN
Penyusunan
karya tulis ini menggunakan metode kepustakaan, yaitu dengan mencari atau
mengumpulkan buku-buku yang sesuai dengan judul yang akan dibahas oleh penulis.
Selaian itu,
metode lain yang digunakan oleh penulis adalah dengan memperhatikan dan
mengumpulkan berbagai informasi dari peristiwa yang terjadi disekitar
lingkungan masyarakat.
3.1
Waktu atau
Tempat
karya
tulis ini disusun pada:
3.1.1
Waktu : Tanggal 20 November 2009 .
3.1.2
Tempat : Perpustkaan MAN
Tomini.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Jenis-jenis Narkoba Yang
Sering Disalahgunakan
1. Opioda (Morfia, Heroin, Putauw, dll)
Segolongan zat dengan daya kerja
serupa, ada yang alami, sintetik, dan simistetik. Opioda alami bersal dari
getah opium poppy (opiat), seperti morfin, opium dan kodein. Contoh opioda
sintetik adalah meperidin dan metadon fentanyl (China White). Potensinya dapat menghilangkan
nyeri dan menyebabkan ketergantungan.
Cara pemakaiannya, disuntikan kedalam pembuluh darah atau dihirup
melalui hidung setelah dibakar.
2.
Ganja (mari juana,cimeng, gelek, dan hasis)
Ganja mengadung thc (tetrahydro-cannabinol) yang bersifat
psikaktif. Ganja yang dipakai biasanya berupa tanaman kering. Yang dibuat dari
tumbuhan jenis cannabis india. Penggunaan ganja dapat menyebabkan
ketergantungan.
3.
Kokain (kokain,
crack, daun koka, pasta koka)
Kokain brasal dari tanaman koka, yang bersifat stimlansia (meningkatkan
aktifitas otak dan fungsi organ tubuh lain). Kokain berbetuk Kristal putih.
Nama jalanannya adalah koka, happy dust, Charlie, srepet dan snow. Cara penggunaanya
dihirup melalui hidung, dihisap, atau disuntikan. Kokain dengan cepat
menyebabkan ketergantungan.
4.
Alkohol.
Alkohol terdapat pada minuman keras yang kadar etanolnya
berbeda-beda. Etanol dibuat dengan cara fermentasi. Bahannya bersal dari
buah-buahan dan padi-padian. Contoh etanol adalah bird dan sake. Bir diproduksi
dari fermentasi barley dan hop. Sedangkan sake (anggur jepang) dibuat dari
fermentasi padi. Alkohol dapat menekan kerja otak.
5.
Ampetamin
(ekstasi, sabu)
Golongan afetamin merupakan stimulansia susunan saraf pusat.
Disebut juga paper afetamin. Digunakan untuk menurunkan berat badan, karena
dapat mengurangi rasa lapar dan rasa ngantuk. Afetamin berbentuk pil
warna-warni (ekstasi) dan Kristal putih (sabu). Cara pemakiannya, diminum
(ekstasi), dihisap (sabu), atau disuntikan.
6.
Halusinogen (Lsd)
Lsd menyebabkan halusinasi, dan termasuk psikotropika. Nama yang
sering digunakan adalah acid, red dragon, blue heaven, sugar cubes, trips, dan
tabs. Benuknya seperti kertas berukuran kotak kecil, atau pil dan kapsul. Cara
pemakaiannya dengan meletakan Lsd pada lidah.
7.
Sedatif dan Hipnotika
(obat penenag dan obat tidur)
Contoh sedatif dan hipnotika adalah Lexo, Nipan, PilBk, MG, DUM,
dan Rohyp.
8.
Solven dan Inhalansia.
Zat pelarut ini mudah menguap dan berupa gas senyawa organik untuk
berbagai keperluan rumah tangga, kantor, dan pabrik. Contoh: tiner, aceton,
lem, aerosol, spray, dan bensin.
9.
Nikotin
Nikotin terdapat pada tembakau. Selain nikotin, tembakau mengandung
Tar dan Co yang berbahaya. Nikotin dapat menyebabkan ketergantungan. Sedangakan
Tar dapat menyebabkan kanker.
10.
Kafein
Kafein tedapat dalam kopi, obat penghilang rasa nyeri, miuman
penyegar, kola dan teh.
4.2 Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkoba
1. Bagi diri sendifri.
a. Terganggunya fungsi otak dan
perkembangan normal remaja.
b. Intoksikasi (keracunan).
c. Overdosis (OD).
d. Gejala putus asa.
e. Berulang kali kambuh.
f. Ganguan prilaku atau mental sosial.
g. Ganguan kesehatan.
h. Kondornya nilai-nilai.
i. Masalah ekonomi dan hukum .
2. Bagi keluarga
Keluarga harus menanggung beban sosial
dan ekonomi. Orang tua malu karena memiliki anak pecandu, merasa bersalah, dan
bersuha menutupi perbuatan anak. Pengeluaran uang keluarga meningkat karena
anak harus berulang kali dirawat.
1.
Bagi sekolah
Narkoba merusak disiplin dan memotifasi yang sangat penting bagi proses
belajar. Prestasi belajar turun drastis, dan menyebabkan putus sekolah.
4.3 Gejala-Gejala Penyalahgunaan Narkoba
1. Ganja
a. saat menggunakan: mata merah.
b. sedang ketagihan: tidak suka
makan, banyak keringat, mual, muntah, dan mencret.
2. Obat penenang dan obat tidur
a. saat menggunakan: mengantuk,
jalan sempoyongan dan bicara cadel
b. sedang ketagihan: mual, muntah,
lemah, letih, jantung berdebar-debar, lidah, tangan, dan kelopak mata bergetar.
3. Alkohol
a. Saat menggunakan: muka merah,
cadel, jalan sempoyongan, dan banyak bicara.
b. sedang ketagihan: mual, muntah,
jantung berdebar, lidah, tangan, kelopak mata bergetar.
4. Opium (heroin, putaw, candu, morfin)
a. Saat menggunakan: jalan
sempoyongan, bicara cadel, dan mengantuk.
b. Kelebihan dosis: napas, detak
jantung dan nadi lambat, kulit terasa dingin. Pernafasan dapat terhenti dan
meninggal.
c. Sedang ketagihan: mata dan hidung
berair, menguap terus-menerus, takut air, kejang dan kesadaran menurun.
5. Stimulansia (afetamin, ekstasi,
sabu)
a. Saat menggunakan: berkeringat,
mulut kering, tidak bisa diam, gemetar dan pupil melebar.
b. Kelebihan dosis: pembuluh darah
otak dapat pecah dan meninggal.
c. Sedang ketagihan: tidak bisa
tidur.
6. Inhalansia (aceton, thine)
a. Saat menggunakan: sempoyongan, pusing, detak jantung tidak
teratur.
4.4 Penyebab,
Alasan, dan Mengapa Remaja Menyalahgunakan Narkoba
1. Penyebab
a. Keyakinan adiktif.
Keyakinan adiktif adalah keyakinan tentang
diri sendiri, tentang orang lain, dan tentang dunia sekitarnya. Contoh
keyakinan adiktif ialah “saya harus sempurna dan tampil sempurna”. Keyakinan
itu ummnya tidak disadari.
b.
Kepribadian
adiktif
Beberapa ciri kepribadian adiktif
ialah terobsesi (terfokus) pada diri sendiri, senang berkhayal, dan tidak mampu
mengendalikan amarah.
c.
Ketidak
mampuan menghadapi masalah.
d.
Tidak terpenuhnya
kebutuhan emosional, sosial, dan spiritual.
e.
Kurangnya
dukungan sosial.
2. Alasan
1. Anticipatory
beliefs, yaitu anggapan bahwa jika memakai narkoba orang akan menilai dirinya
hebat, dewasa, dan sebagainya.
2. Relieving beliefs, yaitu
keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan untuk mengatasi ketegangan, cemas dan
depresi.
3. Facilitatif atau permissif beliefs, yaitu bahwa keyakinan
pengguna narkoba merupakan gaya hidup atau kebiasaan karena pengaruh zaman atau
perubahan nilai, sehingga dapat diterima.
3. Mengapa?
1. Budaya mencari kenikmatan sesaat
(Hedonistik).
2. Kepribadian remaja.
Remaja cenderung mengundag resiko.
Keterbatasan perspektif remaja menyebabkanremaja sulik menunda pemusaan
keinainan seketika, sehingga remaja lebih mirip anak kecil yang berbadan besar.
Penyalahgunaan narkoba memperburuk keadaan. Narkoba memeperlemah kemampuan,
mendorongpemuasan keinginan segera, dan melemahkan daya piker.
3. Tekanan kelompok sebaya.
Tekanan kelompok sebaya berpengaruh sangat kuat terhadap terjadinya
penyalahgunaan narkoba. Semua orang merasa cemas jika ditolak oleh lingkugannya,
sehingga berusaha mencari persetujuan kelompoknya.
4.
Keterasingan
remaja.
Keterasingan adalah tidak adanya hubungan antara remaja dan
nilai-nilai orang tua dan masyarakat serta cita-cita, tradisi, dan kerohanian.
Degan kata lain, remaja yang terasing adalah remaja yang diakibatkan oleh
keluarga, teman dan masyarakat.
5.
Stress.
Umumnya remaja memakai narkoba guna menghilangkan sters, sebagai
cara untuk mengatasi masalah yang kronis dan tidak ada jalan keluar.
6.
Rasa
tidak aman dan penilaian diri rendah.
Rasa tidak aman adalah rasa cemas, kronis karena kurang kasih sayang
dan perawatan orang tua. Pada remaja, penilaian diri sering dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Kemapuan dan bakat berperan
penting dalam menentukan penilaian diri pada masa ini.
4.5 Pola Pemakaian
Narkoba
1. Pola coba-coba, yaitu karena iseng atau ingin tahu. Pengaruh
tekanan kelompok sebaya sangat besar, yang menawarkan atau membujuk untuk
memakai narkoba.
2. Pola pemakian soaial, yaitu pemakian narkoba untuk tujuan pergaulan
agar diterima kelompok.
3. Pola pemakian situasional, yaitu karena situasi tertentu,
misalnya kesepian, sters, dan lain-lain. Disebut juga tahap instrumental,
karena dari pengalaman pemakaian sebelum disadari bahwa narkoba dapat menjadi
alat untuk mempengaruhi emosi dan suasana hati.
4. Pola habituasi (kebisaan). Kebisaan, pakaian, pembicaraan dan
sebagainya akan berubah. Ia menjadi sensitif, mudah tersinggung, pemarah, sulit
tidur dan sulit berkonsentrasi. Pola pemakaian inilah yang yang secara klinis
disebut penyalahgunaan.
5. Pola ketergantungan (kompulsit) dengan gejala khas, yaitu
timbulnya toleransi dan atau gejala putus asa. Ia berusaha untuk selalu
memperoleh narkoba dengan berbagai cara berbohong, menipu dan mencuri menjadi
kebiasaannya.
4.6 Perkembangan
Upaya Pencegahan
Pencegahan
merupakan upaya yang sangat penting dan bahkan terpenting. Sejarah modern dalam
pencegahan penyalahgunaan narkoba dimulai pada tahun 1960 di Amerika Serikat.
Ketika masalah itu merebak dikalangan hippies, sebagai simbol pemberontakan
kaum remaja. Program pencegahan saat itu adalah penyuluhan dengan cara
menakut-nakuti bahaya narkoba. Cara ini tidak efektif, sebab pengguna narkoba
malah semakin mewabah sehingga diterbitkan undang-undang yang melarang kampanye
anti narkoba dengan cara demikian, pencegahan dilakukan ketika orang mulai memahami
mengapa seseorang memakai narkoba.
Mula-mula
para peneliti memusatkan perhatiannya untuk mempelajari hal-hal yang
berkaitannya dengan pemakainya. Seperti ciri kepribadian, kemampuan
berkomunikasi, riwayat keluarga, serta sikap dan keyakinannya, seagai faktor
yang berhubunga dengan pengguna narkoba. Upaya pencegahan umumnya ditunjukan
kepada individu (remaja), dengan penyuluhan, yaitu tentang informasi bahaya
narkoba tanpa memperhahikan faktor lingkungan, dengan titik berat pada aspek
media dan penegak hukum. Penelitian dibanyak negara menunjukan bahwa upaya
demikian jarang mengahasilkan perubahan prilaku yang diharapkan.
Tanpa memahami
kompleksitas masalah dan intrvensi terhadap faktor-faktor yang berpengaruh
menjadi sia-sia karena sasaran yang digarapnya tidak jelas. Mencegah berarti
mencegah sebelum memakai narkoba (pencegahan primer), mencegah mereka yang
telah memakai narkoba, agar tidak menjadi ketergantungan (pencegahan sekunder),
dan mencegah mereka yang telah ketergantungan agar dapat mengurangi dampak
buruknya (Prevensi Terseier).
4.7
Penaggulangan Penyalahgunaan Narkoba
A. Model-model penanggulangan
1. Tujuan utama penangulangan adalah
“bgaimana menjauhkan narkoba dari penggunanya oleh masyarakat?”. Pada model ini
pencegahan dilakukan dengan pengawasan ketat, dan peringatan keras tentang
bahanya.
2. Model medis dan kesehatan
masyarakat narkoba disini diartikan sebagai penyebab ketegantungan, bukan hal
yang berbahaya, dan individu pun digolongkan sebagai rawan atau tidak rawan.
Upaya pencegahannya ditunjukan pada sekelompok masyarakat dari bahaya
ditularkan oleh pecandu, identifikasai, dan pertolongan pada kelompok yang
berisiko tinggi, serta penerangan.
3. Model psikososial menempatkan individu
sebagai unsur yang aktif. Penanggulangannya ditunjukan pada faktor prilaku
individu. Disebut model psikososial, karena prilaku seseorang bergantung pada
dinamika dengan lingkungannya. Baik dari segi perkembangannya dan pendidikannya
maupun dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pencegahan pada model ini tunjukan
pada perbaikan kondisi pendidikan atau lingkungan psikososialnya ,seperti
keluarga, sekolah, dan msyarakat.
4. Model sosial budaya, model ini menekankan pentingannya
lingkungan dan konteks sosial budaya. Sasaran penangulangannya pada model ini
adalah perbaikan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan masyarakat.
Industrialisasi, Urbanisasai, dan kurangnya kesempatan kerja menjadi perhatian
utama.
B. Penggurangan Suplai-Demand
1. Pendekatan penegakan hukum dengan
mengurangai suplai (Suplay Reduction).
Tujuan: menjauhkan narkoba dari penggunaan atau peredaran oleh
masyarakat dengan menekan suplai (pemasukan) narkoba.
Sasaran: produsen, bandar, pengedar, penjual, pemasok.
2. Pendekatan kesejahteraan dengan
mengurangi permintaan (Demand Reduction).
Tujuan: mengurangi kebutuhan masyarakat akan narkoba melalui
kegiatan pembinaan, pencegahan, terapi, dan rehabilitasi.
Sasaran:
masyarakat, penyalahgunaan, keluarga, sekolah, tempat kerja, dan masyarakat
umum.
4.8 Adakah Yang
Harus di Persalahkan?
Penyalahgunaan
narkoba adalah masalah kompleks yang melibatkan banyak faktor seringkali orang mempersalahkan
mereka yang ketergantungan narkoba. Mereka dianggap cacat atau lemah, bahkan
sampah, sehingga dikucilkan oleh masyarakat. Orang tidak menyadari bahwa
keluarga, dan lingkungan masyarakatpun
dapat menjadi penyebab penyalahgunaan narkoba, selain dari faktor individu.
Keluarga berpengaruh penting, tetapi masyarakat pun ikut bertanggung jawab.
Tekanan sosial, harga yang terjangkau, dan kemudahan memperoleh narkoba berpengruh
terhadap pemakaian narkoba. Tekanan pekerjaan dan keterasingan sosial adalah faktor
pengaruh lain. Jadi, antara individu, sosial, dan lingkungn mempunyai pengaruh
yang sangat penting dalam penyalahgunaan narkoba.
Kita perlu memandang masalah penylahgunaan narkoba secara lebih
luas. Kita mau menerima keberadaan mereka sebagaimana adanya, sehingga kitapun
dapat menolong mereka yang membutuhkan pertolongan.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari
berbagai uraian dan pembahasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Sebab-sebab
remaja mengkonsumsi narkoba karena remaja cenderung memilki keyakinan adiktif, kepribadian adiktif, tidak mampu menghadapi masalah,
dan kurangnya dukungan sosial.
2.
Cara atau upaya
penanggulangan narkoba dapat dilakukan dengan empat model yang terdapat didunia
seperti telah diuraikan sebelumnya.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Remaja
Remaja
merupakan penerus bangsa, oleh karena itu jauhilah narkoba sejak dini dengan
cara sebagai berikut:
1.
Menentukan
tujuan dan cita-cita sejak dini.
2.
Meningkatkan
daya tangkap terhadap kecanduan narkoba dengan mengembangkan rasa memilki dan
keakraban.
3.
Mengembangkan
potensi diri.
4.
Kepastian akan
masa depan.
5.
Senantisa
menolak tawaran narkoba.
5.2.2
Bagi
Orang Tua
Orang
tua memiliki peranan yang sangat penting dalam penyalahgunaan narkoba pada
remaja. Ada banyak hal yang harus dilakukan orang tua untuk menjauhkan remaja
dari narkoba, seperti:
1.
Berkomunikasi
dengan baik dan mendengarkan apa yang menjadi keinginan anak.
2.
Menumbuhkan
rasa kesabaran dan saling memilki pada anak.
3.
Lebih banyak
meluangkan waktu, perhatian dan kasih sayang kepada anak, sehingga anak tidak
merasa kesepian.
4.
Mengembangakan
kehiupan rohani pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Hong, Tho Lai, dan Ho Peck Leng. 2001. Sains I (Diterjemahkan
oleh Purbodiningrat dan Geino U. Purbodiningrat). Jakarta: PT. Aqua
Mandiri.
Martono,
Lydia Harlina, dan Satya Joewana. 2006. Pencegahan
dan Penanggulangan Penylahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai
Pustaka (Persero).
Martono,
Lydia Harlina, dan Satya Joewana. 2009. Membantu Pemulihan Pecandu Narkoba.
Jakarta: Balai Pustaka (Persero).
Nupriadi.
2008. Penbyalahgunaan Narkoba Terhadap Masa Depan Genersai Muda . Wanamukti
(Karya ini tidak dipublikasikan).
Vyjanthimala,
balakrishna, dkk. 2002. Eksplorasi Sains Jilid I. Jakarta: Aqua Perss.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih Sudah berkomentar dengan baik. Anda Sopan Kami Segan.