Kamis, 04 April 2013

BAHAYA NARKOBA DAN CARA PENANGGULANGANNYA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang  
Kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia semakin meningkat dari tahun ketahun. Meskipun pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya. Penyalahguanan narkoba memang sulit diberantas. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah mencegah dan mengendalikan agar masalahnya tidak meluas, sehingga merugikan masa depan bangsa, karena merosotnya kualitas sumber daya manusia.
Masalah penyalahgunaan narkoba memang sangat beragam. Banyak faktor yang menjadi pendorong dan penyebab meningkatya masalah ini. Pemakai narkoba pun tidak hanya ditemui dikalangan masyarakat perkotaan, tetapi masuk juga masuk kemasyarakat yang hidup di pedesaan. Penggunanya juga tidak hanya dari kalangan penduduk usia dewasa dan remaja saja, tetapi sebagian anak usia sekolah dasar pun sudah mengenal dan bahkan mengkonsumsinya. Hal ini terbukti dengan beberapa uraian dibawah ini:
1.    angka kejadian atau jumlah kasus meningkat secara cepat dalam deret ukur. Jumlah pasien rumah sakit ketergantungan obat (RSKO) Jakarta meningkat enam kali lipat pada tahun 1993-1999.
2.    Angka kekambuhan dari bencana yang pernah dirawat pada berbagai pusat terapi dan rehabilitasi semakin tinggi (60-80%).
3.    Angka kematian semakin meningkat. Di Jakarta 2-3 orang mennggal perhari karena penyalahgunaan narkoba.
Tidak heran kalau kita mengalami kesulitan untuk menemukan wilayah yang benar-benar bebas narkoba. Sementara itu, penaggulangannya lebih ditekankan pada upaya represif. Pemerintah belum siap melayani kebutuhan golongan masyarakat dan tidak kurang maupun. Komleksnya masalah dan beratnya kondisi sosial ekonomi menyurtkan harapan masyarakat keberhasilan penaggulangan penyalahagunaan narkoba.
Oleh karena itu, dari berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat tentang narkoba, maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ini dengan judul “Bahaya Narkoba Dan Cara Penaggulangannya”.
Selain itu, dengan disusunnya karya tulis ini, penulis berharap semoga para pembaca bisa mengambil informasi didalamnya, dan bisa menambah pengetahuan tentang bahaya narkoba. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada umumya dan bagi penulis pada khususnya.
1.2    Rumusan Masalah
dengan melihat latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi penyebab remaja mengkonsumsi narkoba?
2.      Bagaimanakah cara penanggulangan penyalahgunaan narkoba?
1.3    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagaiberikut:
1.      Untuk mengetahui sebab-sebab remaja mengkonsumsi narkoba.
2.      Untuk mengetahui cara-cara yang tepat dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Narkoba (narkotika atau bahan berbahaya) adalah istilah yang digunakan oleh penegak hukum dan masyarakat. (Lydia dan satya, 5.2006). Napza (narkotka, psikotropika, zat adiktif lain) adalah istilah kedokteran untuk sekolompok zat yang jika masuk kedalam tubuh menyebabkan ketergantungan (adiktif) dan berpengaruh pada kerja otak (psikoaktif). Termasuk dalam hal ini adalah obat, bahan, atau zat yang sering disalah gunakan, seperti alkohol, nikotin, kafein, dan inhalansia atau solven. Dalam ruang lingkupnya narkoba meliputi semua obat, bahan, dan zat yang menyebabkan ketergantungan (Lydia dan satya, 5.2009) .
Narkoba atau nazpa adalah obat, bahan, dan zat yang jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan, atau disuntikan berpengaruh pada keja otak dan sering menyebabkan ketergantungan, akibatnya kerja otak berubabah (meningkat atau menurun). Demikian pula dengan fungsi vital organ tubuh lain, seperti jantung, peredaran darah, pernafasan. (Lydia dan satya, 5.2006).
Narkotika dalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan sintesis penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri. (Lydia dan satya, 6.2006).
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bahan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif  melalui selektif pada susunan saraf pusat dan perubahan khas pada aktifitas-aktifitas mental dan prilaku, serta menyebabkan ketergantungan. (Lydia dan satya, 7.2009).
Kecanduan adalah kondisi dimana penderita tergantung pada dosis berulang kali pada obat, dan akan menggunakan dosis yag makin besar bahkan akan pindah keobat yang lebih berbahaya. Tiga karakteristik utama dari kecanduan obat adalah menggunakan obat dalam jumlah besar. Tidak berhasil menggunakan obat, dan gejala kemundurun. (Tholaihong, 275. 2001).



BAB III
METODE PENULISAN
Penyusunan karya tulis ini menggunakan metode kepustakaan, yaitu dengan mencari atau mengumpulkan buku-buku yang sesuai dengan judul yang akan dibahas oleh penulis.
Selaian itu, metode lain yang digunakan oleh penulis adalah dengan memperhatikan dan mengumpulkan berbagai informasi dari peristiwa yang terjadi disekitar lingkungan masyarakat.
3.1    Waktu atau Tempat
karya tulis ini disusun pada:
3.1.1        Waktu                        : Tanggal 20 November 2009 .
3.1.2        Tempat           : Perpustkaan MAN Tomini.


BAB IV
PEMBAHASAN
4.1  Jenis-jenis Narkoba Yang Sering Disalahgunakan
1.  Opioda (Morfia, Heroin, Putauw, dll)
Segolongan zat dengan daya kerja serupa, ada yang alami, sintetik, dan simistetik. Opioda alami bersal dari getah opium poppy (opiat), seperti morfin, opium dan kodein. Contoh opioda sintetik adalah meperidin dan metadon fentanyl (China White). Potensinya dapat menghilangkan nyeri dan menyebabkan ketergantungan.
Cara pemakaiannya, disuntikan kedalam pembuluh darah atau dihirup melalui   hidung setelah dibakar.
2.  Ganja (mari juana,cimeng, gelek, dan hasis)
Ganja mengadung thc (tetrahydro-cannabinol) yang bersifat psikaktif. Ganja yang dipakai biasanya berupa tanaman kering. Yang dibuat dari tumbuhan jenis cannabis india. Penggunaan ganja dapat menyebabkan ketergantungan.
3.    Kokain (kokain, crack, daun koka, pasta koka)
Kokain brasal dari tanaman koka, yang bersifat stimlansia (meningkatkan aktifitas otak dan fungsi organ tubuh lain). Kokain berbetuk Kristal putih. Nama jalanannya adalah koka, happy dust, Charlie, srepet dan snow. Cara penggunaanya dihirup melalui hidung, dihisap, atau disuntikan. Kokain dengan cepat menyebabkan ketergantungan.
4.    Alkohol.
Alkohol terdapat pada minuman keras yang kadar etanolnya berbeda-beda. Etanol dibuat dengan cara fermentasi. Bahannya bersal dari buah-buahan dan padi-padian. Contoh etanol adalah bird dan sake. Bir diproduksi dari fermentasi barley dan hop. Sedangkan sake (anggur jepang) dibuat dari fermentasi padi. Alkohol dapat menekan kerja otak.
5.    Ampetamin (ekstasi, sabu)
Golongan afetamin merupakan stimulansia susunan saraf pusat. Disebut juga paper afetamin. Digunakan untuk menurunkan berat badan, karena dapat mengurangi rasa lapar dan rasa ngantuk. Afetamin berbentuk pil warna-warni (ekstasi) dan Kristal putih (sabu). Cara pemakiannya, diminum (ekstasi), dihisap (sabu), atau disuntikan.
6.    Halusinogen (Lsd)
Lsd menyebabkan halusinasi, dan termasuk psikotropika. Nama yang sering digunakan adalah acid, red dragon, blue heaven, sugar cubes, trips, dan tabs. Benuknya seperti kertas berukuran kotak kecil, atau pil dan kapsul. Cara pemakaiannya dengan meletakan Lsd pada lidah.
7.    Sedatif dan Hipnotika (obat penenag dan obat tidur)
Contoh sedatif dan hipnotika adalah Lexo, Nipan, PilBk, MG, DUM, dan Rohyp.
8.    Solven dan Inhalansia.
Zat pelarut ini mudah menguap dan berupa gas senyawa organik untuk berbagai keperluan rumah tangga, kantor, dan pabrik. Contoh: tiner, aceton, lem, aerosol, spray, dan bensin.
9.    Nikotin
Nikotin terdapat pada tembakau. Selain nikotin, tembakau mengandung Tar dan Co yang berbahaya. Nikotin dapat menyebabkan ketergantungan. Sedangakan Tar dapat menyebabkan kanker.
10.     Kafein
Kafein tedapat dalam kopi, obat penghilang rasa nyeri, miuman penyegar, kola dan teh.
4.2 Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkoba
1. Bagi diri sendifri.
a. Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja.
b. Intoksikasi (keracunan).
c. Overdosis (OD).
d. Gejala putus asa.
e. Berulang kali kambuh.
f. Ganguan prilaku atau mental sosial.
g. Ganguan kesehatan.
h. Kondornya nilai-nilai.
i. Masalah ekonomi dan hukum .
2. Bagi keluarga
Keluarga harus menanggung beban sosial dan ekonomi. Orang tua malu karena memiliki anak pecandu, merasa bersalah, dan bersuha menutupi perbuatan anak. Pengeluaran uang keluarga meningkat karena anak harus berulang kali dirawat.
1.    Bagi sekolah
Narkoba merusak disiplin dan memotifasi yang sangat penting bagi proses belajar. Prestasi belajar turun drastis, dan menyebabkan putus sekolah.
4.3 Gejala-Gejala Penyalahgunaan Narkoba
1. Ganja
a. saat menggunakan: mata merah.
b. sedang ketagihan: tidak suka makan, banyak keringat, mual, muntah, dan mencret.
2. Obat penenang dan obat tidur
a. saat menggunakan: mengantuk, jalan sempoyongan dan bicara cadel
b. sedang ketagihan: mual, muntah, lemah, letih, jantung berdebar-debar, lidah, tangan, dan kelopak mata bergetar.
3. Alkohol
a. Saat menggunakan: muka merah, cadel, jalan sempoyongan, dan banyak bicara.
b. sedang ketagihan: mual, muntah, jantung berdebar, lidah, tangan, kelopak mata bergetar.
4. Opium (heroin, putaw, candu, morfin)
a. Saat menggunakan: jalan sempoyongan, bicara cadel, dan mengantuk.
b. Kelebihan dosis: napas, detak jantung dan nadi lambat, kulit terasa dingin. Pernafasan dapat terhenti dan meninggal.
c. Sedang ketagihan: mata dan hidung berair, menguap terus-menerus, takut air, kejang dan kesadaran menurun.
5. Stimulansia (afetamin, ekstasi, sabu)
a. Saat menggunakan: berkeringat, mulut kering, tidak bisa diam, gemetar dan pupil melebar.
b. Kelebihan dosis: pembuluh darah otak dapat pecah dan meninggal.
c. Sedang ketagihan: tidak bisa tidur.
6. Inhalansia (aceton, thine)
a. Saat menggunakan: sempoyongan, pusing, detak jantung tidak teratur.
4.4 Penyebab, Alasan, dan Mengapa Remaja Menyalahgunakan Narkoba
1. Penyebab
a.  Keyakinan adiktif.
Keyakinan adiktif adalah keyakinan tentang diri sendiri, tentang orang lain, dan tentang dunia sekitarnya. Contoh keyakinan adiktif ialah “saya harus sempurna dan tampil sempurna”. Keyakinan itu ummnya tidak disadari.
b.    Kepribadian adiktif
Beberapa ciri kepribadian adiktif ialah terobsesi (terfokus) pada diri sendiri, senang berkhayal, dan tidak mampu mengendalikan amarah.
c.    Ketidak mampuan menghadapi masalah.
d.   Tidak terpenuhnya kebutuhan emosional, sosial, dan spiritual.
e.    Kurangnya dukungan sosial.
2. Alasan
1. Anticipatory beliefs, yaitu anggapan bahwa jika memakai narkoba orang akan menilai dirinya hebat, dewasa, dan sebagainya.
2. Relieving beliefs, yaitu keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan untuk mengatasi ketegangan, cemas dan depresi.
3. Facilitatif atau permissif beliefs, yaitu bahwa keyakinan pengguna narkoba merupakan gaya hidup atau kebiasaan karena pengaruh zaman atau perubahan nilai, sehingga dapat diterima.
3. Mengapa?
1. Budaya mencari kenikmatan sesaat (Hedonistik).
2. Kepribadian remaja.
Remaja cenderung mengundag resiko. Keterbatasan perspektif remaja menyebabkanremaja sulik menunda pemusaan keinainan seketika, sehingga remaja lebih mirip anak kecil yang berbadan besar. Penyalahgunaan narkoba memperburuk keadaan. Narkoba memeperlemah kemampuan, mendorongpemuasan keinginan segera, dan melemahkan daya piker.
3. Tekanan kelompok sebaya.
Tekanan kelompok sebaya berpengaruh sangat kuat terhadap terjadinya penyalahgunaan narkoba. Semua orang merasa cemas jika ditolak oleh lingkugannya, sehingga berusaha mencari persetujuan kelompoknya.
4.    Keterasingan remaja.
Keterasingan adalah tidak adanya hubungan antara remaja dan nilai-nilai orang tua dan masyarakat serta cita-cita, tradisi, dan kerohanian. Degan kata lain, remaja yang terasing adalah remaja yang diakibatkan oleh keluarga, teman dan masyarakat.
5.    Stress.
Umumnya remaja memakai narkoba guna menghilangkan sters, sebagai cara untuk mengatasi masalah yang kronis dan tidak ada jalan keluar.
6.    Rasa tidak aman dan penilaian diri rendah.
Rasa tidak aman adalah rasa cemas, kronis karena kurang kasih sayang dan perawatan orang tua. Pada remaja, penilaian diri sering dipengaruhi oleh lingkungan  sosialnya. Kemapuan dan bakat berperan penting dalam menentukan penilaian diri pada masa ini.
4.5 Pola Pemakaian Narkoba
1. Pola coba-coba, yaitu karena iseng atau ingin tahu. Pengaruh tekanan kelompok sebaya sangat besar, yang menawarkan atau membujuk untuk memakai narkoba.
2. Pola pemakian soaial, yaitu pemakian narkoba untuk tujuan pergaulan agar diterima kelompok.
3. Pola pemakian situasional, yaitu karena situasi tertentu, misalnya kesepian, sters, dan lain-lain. Disebut juga tahap instrumental, karena dari pengalaman pemakaian sebelum disadari bahwa narkoba dapat menjadi alat untuk mempengaruhi emosi dan suasana hati.
4. Pola habituasi (kebisaan). Kebisaan, pakaian, pembicaraan dan sebagainya akan berubah. Ia menjadi sensitif, mudah tersinggung, pemarah, sulit tidur dan sulit berkonsentrasi. Pola pemakaian inilah yang yang secara klinis disebut penyalahgunaan.
5. Pola ketergantungan (kompulsit) dengan gejala khas, yaitu timbulnya toleransi dan atau gejala putus asa. Ia berusaha untuk selalu memperoleh narkoba dengan berbagai cara berbohong, menipu dan mencuri menjadi kebiasaannya.
4.6 Perkembangan Upaya Pencegahan
Pencegahan merupakan upaya yang sangat penting dan bahkan terpenting. Sejarah modern dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba dimulai pada tahun 1960 di Amerika Serikat. Ketika masalah itu merebak dikalangan hippies, sebagai simbol pemberontakan kaum remaja. Program pencegahan saat itu adalah penyuluhan dengan cara menakut-nakuti bahaya narkoba. Cara ini tidak efektif, sebab pengguna narkoba malah semakin mewabah sehingga diterbitkan undang-undang yang melarang kampanye anti narkoba dengan cara demikian, pencegahan dilakukan ketika orang mulai memahami mengapa seseorang memakai narkoba.
Mula-mula para peneliti memusatkan perhatiannya untuk mempelajari hal-hal yang berkaitannya dengan pemakainya. Seperti ciri kepribadian, kemampuan berkomunikasi, riwayat keluarga, serta sikap dan keyakinannya, seagai faktor yang berhubunga dengan pengguna narkoba. Upaya pencegahan umumnya ditunjukan kepada individu (remaja), dengan penyuluhan, yaitu tentang informasi bahaya narkoba tanpa memperhahikan faktor lingkungan, dengan titik berat pada aspek media dan penegak hukum. Penelitian dibanyak negara menunjukan bahwa upaya demikian jarang mengahasilkan perubahan prilaku yang diharapkan.
Tanpa memahami kompleksitas masalah dan intrvensi terhadap faktor-faktor yang berpengaruh menjadi sia-sia karena sasaran yang digarapnya tidak jelas. Mencegah berarti mencegah sebelum memakai narkoba (pencegahan primer), mencegah mereka yang telah memakai narkoba, agar tidak menjadi ketergantungan (pencegahan sekunder), dan mencegah mereka yang telah ketergantungan agar dapat mengurangi dampak buruknya (Prevensi Terseier).
4.7 Penaggulangan Penyalahgunaan Narkoba
A. Model-model penanggulangan
1. Tujuan utama penangulangan adalah “bgaimana menjauhkan narkoba dari penggunanya oleh masyarakat?”. Pada model ini pencegahan dilakukan dengan pengawasan ketat, dan peringatan keras tentang bahanya.
2. Model medis dan kesehatan masyarakat narkoba disini diartikan sebagai penyebab ketegantungan, bukan hal yang berbahaya, dan individu pun digolongkan sebagai rawan atau tidak rawan. Upaya pencegahannya ditunjukan pada sekelompok masyarakat dari bahaya ditularkan oleh pecandu, identifikasai, dan pertolongan pada kelompok yang berisiko tinggi, serta penerangan.
3. Model psikososial menempatkan individu sebagai unsur yang aktif. Penanggulangannya ditunjukan pada faktor prilaku individu. Disebut model psikososial, karena prilaku seseorang bergantung pada dinamika dengan lingkungannya. Baik dari segi perkembangannya dan pendidikannya maupun dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pencegahan pada model ini tunjukan pada perbaikan kondisi pendidikan atau lingkungan psikososialnya ,seperti keluarga, sekolah, dan msyarakat.
4. Model sosial budaya, model ini menekankan pentingannya lingkungan dan konteks sosial budaya. Sasaran penangulangannya pada model ini adalah perbaikan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan masyarakat. Industrialisasi, Urbanisasai, dan kurangnya kesempatan kerja menjadi perhatian utama.
B.  Penggurangan Suplai-Demand
1. Pendekatan penegakan hukum dengan mengurangai suplai (Suplay Reduction).
Tujuan: menjauhkan narkoba dari penggunaan atau peredaran oleh masyarakat dengan menekan suplai (pemasukan) narkoba.
Sasaran: produsen, bandar, pengedar, penjual, pemasok.
2. Pendekatan kesejahteraan dengan mengurangi permintaan (Demand Reduction).
Tujuan: mengurangi kebutuhan masyarakat akan narkoba melalui kegiatan pembinaan, pencegahan, terapi, dan rehabilitasi.
Sasaran: masyarakat, penyalahgunaan, keluarga, sekolah, tempat kerja, dan masyarakat umum.
4.8 Adakah Yang Harus di Persalahkan?
Penyalahgunaan narkoba adalah masalah kompleks yang melibatkan banyak faktor seringkali orang mempersalahkan mereka yang ketergantungan narkoba. Mereka dianggap cacat atau lemah, bahkan sampah, sehingga dikucilkan oleh masyarakat. Orang tidak menyadari bahwa keluarga, dan lingkungan masyarakatpun  dapat menjadi penyebab penyalahgunaan narkoba, selain dari faktor individu. Keluarga berpengaruh penting, tetapi masyarakat pun ikut bertanggung jawab. Tekanan sosial, harga yang terjangkau, dan kemudahan memperoleh narkoba berpengruh terhadap pemakaian narkoba. Tekanan pekerjaan dan keterasingan sosial adalah faktor pengaruh lain. Jadi, antara individu, sosial, dan lingkungn mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam penyalahgunaan narkoba.
Kita perlu memandang masalah penylahgunaan narkoba secara lebih luas. Kita mau menerima keberadaan mereka sebagaimana adanya, sehingga kitapun dapat menolong mereka yang membutuhkan pertolongan.



BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari berbagai uraian dan pembahasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.    Sebab-sebab remaja mengkonsumsi narkoba karena remaja cenderung memilki keyakinan adiktif,  kepribadian adiktif, tidak mampu menghadapi masalah, dan kurangnya dukungan sosial.
2.    Cara atau upaya penanggulangan narkoba dapat dilakukan dengan empat model yang terdapat didunia seperti telah diuraikan sebelumnya.
5.2 Saran
5.2.1  Bagi Remaja
Remaja merupakan penerus bangsa, oleh karena itu jauhilah narkoba sejak dini dengan cara sebagai berikut:
1.    Menentukan tujuan dan cita-cita sejak dini.
2.    Meningkatkan daya tangkap terhadap kecanduan narkoba dengan mengembangkan rasa memilki dan keakraban.
3.    Mengembangkan potensi diri.
4.    Kepastian akan masa depan.
5.    Senantisa menolak tawaran narkoba.
5.2.2   Bagi Orang Tua
Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam penyalahgunaan narkoba pada remaja. Ada banyak hal yang harus dilakukan orang tua untuk menjauhkan remaja dari narkoba, seperti:
1.    Berkomunikasi dengan baik dan mendengarkan apa yang menjadi keinginan anak.
2.    Menumbuhkan rasa kesabaran dan saling memilki pada anak.
3.    Lebih banyak meluangkan waktu, perhatian dan kasih sayang kepada anak, sehingga anak tidak merasa kesepian.
4.    Mengembangakan kehiupan rohani pada anak.


DAFTAR PUSTAKA
Hong, Tho Lai, dan Ho Peck Leng. 2001. Sains I (Diterjemahkan oleh Purbodiningrat dan Geino U. Purbodiningrat). Jakarta: PT. Aqua Mandiri.
Martono, Lydia Harlina, dan Satya Joewana. 2006.  Pencegahan dan Penanggulangan Penylahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka (Persero).
Martono, Lydia Harlina, dan Satya Joewana. 2009. Membantu Pemulihan Pecandu Narkoba. Jakarta: Balai Pustaka (Persero).
Nupriadi. 2008. Penbyalahgunaan Narkoba Terhadap Masa Depan Genersai Muda . Wanamukti (Karya ini tidak dipublikasikan).
Vyjanthimala, balakrishna, dkk. 2002. Eksplorasi Sains Jilid I. Jakarta: Aqua Perss.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih Sudah berkomentar dengan baik. Anda Sopan Kami Segan.