BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi
ini terdari 30% daratan dan 70% perairan. Perairan dibumi ini terdiri atas air
tawar dan air asin. Perairan air tawar terdiri atas danau, kolam, dan sungai.
Selain itu adapula perairan payau yang merupakan campuran dari air laut dan air
sungai, sedangkan sungai termasuk ekosistem air mengalir. Laut dibedakan air
tawar karena kandungan kadar garam atau salinitas yang tinggi.
Berbicara
tentang ekosistem aquatic (habitat dengan air sebagai medium internanl dan
ekosistem) tidak bisa lepas dari masalah kelestarian air itu sendiri sebagai
komponen lingkungan hidup yang utama. Kelestarian air dalam kualitas dan
kuantitas yang cukup tidak saja secara langsung menunjang kegiatan metabolisme
komponen biotis dalam ekosistem aquatic ini tetapi juga dirasakan langsung
menunjang kebutuha manusia.
Beberapa
penentu peraiaran dipengaruhi pengolahaan dan kelangsungan hidup. Berkembang
biak, pertumbuhan atau reproduksi organisme. Kualitas air salah satunya dapat
dilihat dari sifat fisik dan sifat kimia.
Dewasa
ini perairan banyak digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan diantaranya
keperluan rumah tangga, pertanian, perikanan, perindustrian, sumber energi,
sarana-sarana transportasi, dan tempat-tempat rekreasi. Kita ketahui bersama
air mempunyai sifat fisik dan kimia yang berbeda pada masing-masing tempat
seperti air pada danau, laut, rawa, empang, dan sungai. Sifat fisik dan kimia
tersebut dapat kita ketahui melalui penentu bau, rasa, warna dan PH.
Dari urian diatas sehingga penulis mengangkat judul “Mengamati Sifat Fisik Dan Kimia Perairan”. Dengan harapan agar kita dapat mengetahui
bagaimana sifat fisik dan kimia perairan disekitar kita.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari karya ilmiah ini adalah:
1.Bagaimana perbandingan sifat fisik
dan kimia perairan?
2.Apa
saja yang termasuk dalam sifat fisik dan
kimia perairan?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari karya ilmiah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui
perbandingan sifat fisik dan kimia perairan.
2.
Untuk mengetahui
yang termasuk dalam sifat fisik dan kimia perairan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perairan
adalah massa air pada suatu wilayah tertentu. Baik yang bersifat dinamis
(bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis (tergenang) seperti
danau perairan ini dapat berupa perairan tawar, payau, maupun asin. Laut ialah
kumpulan massa air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra. Air laut merupakan
campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% matrial lainnya seperti garam-garaman,
gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tidak terlarut
seperti fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni. Sungai merupakan
jalan air alami , mengalir menuju samudra, danau atau laut, atau sungai
lainnya. Sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap kedalam tanah sebelum menemukan
badan air lainnya.
Sifat
fisik adalah segala aspek dari suatu objek atau zat yang dapat diukur atau dipersepsikan tanpa merubah
identitasnya. Sifat fisik dapat berupa sifat itensif atau ekstensif. Sifat
itensif tidak bergantung pada ukuran dan jumlah materi pada objek. Sedang sifat
ekstensif bergantung pada ukuran dan jumlah materi pada objek.
Warna
laut bergantung pada zat terlarut yang ada didalamnya. Zat terlarut tersebut
dapat berupa endapan dan organisme yang hidup didarat laut. Faktor lain yang
mempengaruhi warna laut adalah gelombang elektrolit dari matahari. Dengan
adanya faktor-faktor tersebut mata air laut dapat memilki beragam warna
diantaranya adalah merah, kuning, hitam, hijau, kebiru-biruan dan biru. (Marah dan
Asep, 110: 2005)
Sifat kimia air
yang terutama adalah bahwa air merupakan pelarut yang baik. Hampir semua zat
kimia bisa dilarutkan. Air dapat mempercepat (mengkatalis) hampir semua reaksi
kimia yang diketahui. Sifat air yang penting kimianya adalah reaktivitas
kimianya ada pada tingkat ideal.
Air
tidak terlalu relativ yang membuatnya berpotensi merusak dan tidak terlalu
lamban. Sifat kimia terutama timbul pada reaksi kimia dan hanya dapat diamati
dengan mengubah identitasnya.
Michael
denton mengatakan “Tampaknya seperti semua sifatnya yang lain, reaktivitas air
ideal baik bagi peran biologis maupun geologis”.
Kesusian
sifat-sifat kimia air untuk kehidupan terungkap ketika para ahli menyelidiki
zat tersebut lebih jauh. Morowitz, seorang professor biofisika dari Universitas
Yale mengatkan “Beberapa tahun belakang telah menyaksikan studi yang berkembang
tentang sebuah sifat air yang baru dipahami (yaitu berkonduktansi proton) yang
ternyata hampir unik bagi zat tersebut, merupakan unsur kunci transfer energi
biologis dan tentu saja penting bagi
asal-usul kehidupan”. Semakin dalam yang dipelajari semakin terkesan sebagian
dari kami dengan kesesuaian alam dalam bentuk yang begitu cepat.
Novotny
dan Olem, mengatakn bahwa sebagian besar biota aquatic sensitiv terhadap
perubhan Ph dan menyukai nilai Ph sekitar 7 sampai 8,5. Nilai Ph sangat mempengaruhi
proses biokimia perairan misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika Ph rendah.
Sedangkan menurut Hoslam, menambahkan bahwa P<4, sebagian besar tumbuhan air
mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap Ph rendah.
Jumlah air
dibumi ini tidak pernah berubah (tetap) yaitu sebanyak ± 1.385.984.610 Km3
dan dari jumlah ini air tawar hanya 35.028.210 Km3. Jadi jumlah air
tawar hanya 2,5% dari jumlah keseluruhan. Air terdistribusi diberbagai tempat
yaitu air laut 96,5%, air tanah tawar 0,76%, air tanah asin 0,93%. Untuk kelembapan
tanah 0,0012%, dalam bentuk es dikutub 1,7%, dalam bentuk es lain dan salju
0,025%, danau dan air asin 0,006%, air rawa 0,008%, sungai-sungai 0,0002%,
dimakhluk hidup 0,00001%. Dan diatmosfer 0,001%. (Karden, 132:2004).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat Dan Bahan
A. Alat
·
Alat tulis
menulis
·
Botol aqua
·
Ph meter atau
indikator
B. Bahan
·
Air laut
·
Air empang
·
Air rawa
·
Air sungai
3.2 Prosedur Kerja
Prosedur
kerja dalam pengamatan ini adalah:
1.
Mengamati
kondisi fisik dan kimia perairan laut, perairan empang, perairan rawa dan
peraiarn sungai yang ada disekitar lokasi pengamatan.
2.
Mengatur Ph air
tersebut dengan menggunkan Ph meter atau indikator.
3.
Mencatat data
pada table hasil pengamatan.
3.3 Waktu Dan
Tempat Pelaksanaan
adapun tempat pelaksaan
ini dilakukan di laboratium MAN Tomini dan disekitar lokasi pengamatan pada 23
Desember 2009.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil
pengamatan yang diperoleh dari praktikum yang dilakukan adalah:
No
|
Kondisi fisik
dan kimia
|
Keadaan
peraiaran
|
|||
Sungai
|
Rawa
|
empang
|
Laut
|
||
1.
|
Warna
|
Bening
|
Coklat
|
Kuning
|
Biru
|
2.
|
Rasa
|
Tawar
|
Tawar
|
Asin
|
Asin
|
3.
|
Bau
|
Tidak berbau
|
Berbau
|
Berbau
|
Tidak berbau
|
4.
|
Derajat Keasaman (Ph)
|
7,3
|
4,7
|
5,2
|
8,5
|
4.2 Pembahasan
Pengamatan ini
dilakukan pada empat lokasi yaitu pada sungai, rawa, empang dan laut. Pada
pengamatan ini dilakukan pengmatan kondisi fisik dan kimia.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui baik
warna, rasa, bau dan Ph pada keempat lokasi. Pada pengamatan warna, pada sungai
mempunyai warna bening. Hal ini disebabkan karena tidak adanya erosi,
pengikisan tanah dan pelumpuran pada daerah tersebut. Sehingga cahaya dapat
melewati seluruh bagian air, yang menyebabkan air tersebut kelihatan bening.
Karena bening proses fotosintetis dapat berjalan dengan baik. Sedangkan pada
rawa warnanya coklat atau keruh. Hal ini disebabkan adanya pelumpuran pada
daerah tersebut sehingga airnya berwarna coklat atau keruh. Sedangkan pada
empang warna kuning. Hal ini disebabkan didasarnya terdapat lumpur kuning
sehinnga menyebabkan airnya berwarna kuning. Sedangkan pada air laut memilki
warna biru. Warna biru tersebut berasal dari cahaya matahari yang memilki
panjang gelombang yang besar. Ketika memasuki atmosfer bumi, panjang gelombang
tesebut mengecil dan memancar. Panjang gelombang yang bar ini besarnya sama
dengan panjang gelombang warna biru. Sehingga menyebabkan air laut berwarna
biru.
Pada pengamatan
rasa, pada sungai dan rawa memilki rasa tawar. Hal ini disebabkan adanya proses
penyaringan yang berlapis didalam tanah dan kejenuhan air tanah yang
menyebabkan air asin tidak masuk kedlam tanah atau daratan. Sehingga air rwa
dan sungai rasanya tawar.
Sedangkan pada
laut rasanya asin. Hal ini disebabkan air hujan mencuci daratan kemudian masuk
kedalam puritan, rawa, telaga, danau dan sungai dengan membawa garam-garam
terlarut sampai kelautan dan laut merupakan tempat aliran terakhir maka
garam-garam tersebut. Semuanya berkumpul jadi satu dilautan yang menyebabkan
air laut mempunyai kadar garam yang tinggi sehingga rasanya asin.
Sedangkan pada
empang mempunyai rasa yang sama dengan air laut. Hal ini disebabkan lokasi
empang yang berdekatan dengan laut. Maka terjadilah peresapan (intrusi) air
laut kedarah empang, sehingga menyebabkan air empang rasanya asin.
Pada pengamtan
bau, pada daerah rawa dan empang airnya berbau. Hal ii disebabkankarena airnya
tidak mengalami pergantian atau tidak memilki pintu pelepasan air sehingga
airnya tergenang yang menyebabkan airnya berbabu. sedangakan pada sungai dan
laut airnya tidak berbabu. Hal ini disebabkan pada daerah tersebut airnya
mengalami pergantian atau memilk pintu pelepasan air sehinnga airnya bergerak
atau mengalir yang menyebabkan airnyatidak berbau.
Pada pengamatan
Ph, pada daerah rawa dan empang mempunyai Ph 4,7 dan 5,2 yang berarti bersifat
asam (Ph rendah) umumnya disebabkan limbah yang mengadung asam-asam mineral
bebas danasam karbonat. Keasaman tinggi (PH rendah) juga dapat disebabkan
adanya fes2 dal air yang jika bereaksi denganudara dan air akan membentuk H2SO4
dan ion Fe2+ (larut dalam air).
Sedangkan pada
daerah sungai dan laut memilki Ph 7,3 dan 8,5 yang berarti bersifat alkalis
atau basa (Ph tinggi) yang disebabkan adanya karbonat, bikarbonat dan atau
hidroksida. Airnya yang PHnya tinggi
umumnyamengandung padatan terlarut.
Pada
pengamabtan ini tidak dilakukan pengukuran kadar salinitas dan kadar oksigen
sehingga praktikum ini tidak dapat mengetahui kadar salinitas dan kadar oksigen
pada daerah tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari pengamatan dan pembahasan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Kondisi fisik
dan kimia pada keempat lokasi pengamatan berbeda.
2.
Perbedaan fisik
dan kimia perairan meliputi warna, rasa, bau dan Ph.
3.
Adapun yang
trmasuk dalam sifat fisik dan kimia perairan yaitu, warna, rasa, Ph, kadar
oksigen dan salinitas.
DAFTAR PUSTAKA
Manik, K.E.S. 2004. Pengolahan Lingkungan Hidup. Jakarta:
Djambatan.
Pratiwi, D.A. 2000. Biologi SMU Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Uli, M dan Mulyadi. 2005. Geografi SMA Kelas X.
Jakarta: Erlangga.
Wales, Jimmy. 2006. http:/id.wikipedia.org/wiki/peraiaran (diakses
24 November 2009)
Yahya, Harun. 2005. http://SMK3 ae.wardpress.com/2008/06/24/sifat-sifat kimia.air (diakses 27
November 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih Sudah berkomentar dengan baik. Anda Sopan Kami Segan.